Selasa, 29 November 2011

LEBIH BAIK IBU PEKERJA ATAU IBU RUMAH TANGGA


           Ibu pekerja ? Kenapa tidak. Zaman sekarang masih menjadi ibu rumah tangga ? Kenapa juga tidak.  Sebenarnya mungkin ini bukan soal benar atau salah, bukan juga tentang seorang ibu yang berpikiran maju atau tetap berjalan di tempat. Sejatinya, menurut saya, ini soal cara berpikir dan cara pandang seorang ibu mengenai dirinya sendiri terhadap anggota keluarganya yaitu anak-anak dan suami. Terlepas dari berbagai alasan mengapa ia memilih menjadi ibu pekerja atau ibu rumah tangga. Yang pasti, apa pun pilihan sang ibu pasti pilihan itu akan berdampak terhadap kehidupan anak-anak dan suaminya.
            Saya mempunyai dua kisah yang berbeda. Kedua kisah itu menceritakan kehidupan ibu pekerja dan ibu rumah tangga. Kebetulan kedua ibu itu adalah teman saya.
            Aira, dia seorang ibu dengan tiga anak yang sedang beranjak remaja. Sejak sebelum menikah dia sudah bekerja. Sampai sekarang pun dia masih tetap bekerja. Ketika anak-anaknya masih kecil, dia cukup kerepotan mengurus ketiga buah hatinya meskipun ada seorang pembantu di rumah. Pilihannya untuk terus bekerja mengharuskan dia bisa mengelola waktu dengan maksimal dan sebaik mungkin.  Meski harus berjibaku, menurut istilah dia, Aira melewati masa-masa repot itu dengan senang hati.  Anak-anaknya pun menjalani masa kecilnya dengan bahagia karena tetap mendapatkan perhatian dan kasih sayang sang ibu. Bukan kuantitas waktu yang diperlukan, tapi kualitas waktu itu yang terpenting, begitu menurut Aira. Hal lain yang membuatnya tetap semangat bekerja adalah dukungan dari suami. Bukan hanya kesempatan , namun Aira juga diberi fasilitas untuk memperlancar pekerjaannya oleh sang suami. Menurut Aira, semua yang diberikan suaminya itu imbalan dari tetap fokus dan besarnya perhatian Aira pada keluarga meskipun ia bekerja.
            Kisah yang lain tentang Desta, seorang ibu dengan dua anak yang sudah dewasa. Desta  seorang ibu rumah tangga sejati. Dia tidak pernah bekerja, sebelum menikah maupun sesudah menikah. Hampir seluruh waktu dan perhatian Desta dicurahkan untuk keluarga. Boleh dibilang hidup Desta didedikasikan buat anak-anak dan suaminya. Kadang Desta merasa jenuh juga menjalani rutinitas kegiatan sehari-harinya. Namun, ia merasa itu hal yang wajar. Bagi Desta yang terpenting adalah anak-anak dan suaminya. Bila mereka merasa senang dan puas dengan pelayanan yang diberikan Desta, maka itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Desta bahagia. Menurut Desta, kebahagiaannya terletak pada kebahagiaan anak-anak dan suaminya. Begitulah Desta menjalani hari-harinya.
            Para ibu atau calon ibu, keputusan kini ada di tangan Anda. 



Minggu, 17 Juli 2011

MANUSIA, OH MANUSIA


       Seandainya rasa cinta itu bisa diatur sesuka hati kita pasti dunia rasanya indah sekali. Kita bisa jatuh cinta pada orang yang kita kehendaki. Atau, kita bisa mendapatkan siapa pun orang yang kita inginkan untuk jatuh cinta pada kita.
Sayang, faktanya tidak demikian. Semuanya sudah diatur oleh Tuhan, Sang Maha Pengatur Yang Bijaksana. Mungkin malah seharusnya kita bersyukur. Ada Tuhan yang telah mengatur semuanya. Ada polisi kehidupan yang mengatur lalu lintas jalan hidup manusia.
Tuhan pasti tahu kalau manusia itu punya sifat sok tahu. Merasa dirinya makhluk paling sempurna sehingga sering tingkah lakunya keluar dari batas-batas kesopanan sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Ada yang merasa paling berkuasa sampai-sampai mengaku dirinya Tuhan. Ada yang merasa paling suci hingga mengaku dirinya nabi. Ada pula yang merasa paling bijaksana, dan karena terlalu bijaksana bahkan Tuhan pun dihakiminya, dicari mana kesalahan-kesalahan Tuhan kepada dirinya.
Bersyukurlah kita karena Tuhan Maha Pemaaf. Sejatinya manusia memang tempatnya khilaf dan alpa. Dan Tuhan tahu itu.
Bagi sobat harum teh yang muslim, Alhamdulillah sebentar lagi Bulan Ramadhan. Kita puasa lagi nih, menambah pahala lagi, dan cari pengampunan lagi.



Kamis, 09 Juni 2011

MAKANAN ORGANIK : TIDAK BERARTI MAKANAN MAHAL ( 1 )

Tahukah Anda makanan organik ? Dari beberapa sumber yang saya baca, dapat disimpulkan makanan organik adalah :
1.    Sayuran atau buah-buahan yang ditanam secara alami.
       Dalam penanaman dan perawatan sayuran dan buah-buahan organik tidak dibutuhkan pupuk kimia seperti urea dan pembasmi hama yang mengandung zat kimia seperti pestisida. Pemupukan tanaman organik menggunakan pupuk kompos atau pupuk kandang. Pembasmian hama dilakukan dengan menggunakan pembasmi hama alami, baik berupa hewan predator maupun ramuan tradisional buatan sendiri.
2.    Hewan ternak yang dipelihara secara alami.
       Dalam pemeliharaan hewan organik seperti : sapi, kambing, atau ayam tidak menggunakan suntikan hormon dan pakan ternak yang mengandung zat kimia. Hewan dibiarkan tumbuh kembang secara alami. Tidak dipelihara di dalam kandang terus tapi sering dikeluarkan agar dapat berkeliaran bebas. Pakan ternak pun menggunakan pakan yang berasal dari alam ( dedaunan ) atau pakan buatan sendiri tanpa campuran zat kimia seperti pelet atau ampas tahu.

Lalu, apa kelebihan makanan organik jika dibandingkan dengan makanan non organik ?
           1. rasanya lebih enak
           2. mengandung lebih banyak mineral dan vitamin
           3. mengandung lebih banyak asam lemak Omega – 3 ( pada susu organik )
           4. lebih sedikit menggunakan pestisida
           5. lebih sedikit menggunakan bahan tambahan pengawet dan perasa 
               ( pada makanan organik olahan )            

Jujur, saya jadi bertanya-tanya dalam hati. Kalau kesimpulan yang saya buat tentang makanan organik di atas itu benar, berarti tanpa saya sadari selama ini saya cukup sering mengkonsumsi makanan organik. Padahal saya hampir tidak pernah membeli sayuran, buah, atau daging yang berlabel ‘makanan organik  saat berbelanja di supermarket.

Saya hanya cukup sering mengkonsumsi jambu bangkok, mangga manalagi, pepaya, sawo, dan jeruk yang saya tanam di halaman rumah saya sendiri. Sering juga saya mengkonsumsi bayam, daun ginseng, daun kenikir, kemangi, dan cabai yang saya tanam di pot-pot plastik.

Semua tanaman di atas saya pupuk dengan pupuk kompos yang dibeli atau lebih seringnya dengan limbah rumah tangga saya, seperti : kulit buah, kulit rempah (kunyit, jahe, bawang merah, bawang putih), bagian sayuran yang dibuang saat dipotong-potong, air cucian beras, air cucian ikan,  dan sisa sayur. Apa pun yang menurut saya bisa menjadi pupuk alami.  

Untuk daging terkadang saya membeli ayam kampung, meski lebih seringnya membeli ayam broiler. Dulu pernah saya memelihara ayam kampung, bebek, dan kelinci untuk dikonsumsi sendiri. Sekarang sudah tidak lagi. Ayam kampung seperti yang kita ketahui unggas itu lebih banyak berkeliaran bebas di luar daripada di dalam kandang. Makanannya pun bukan pelet. Paling-paling dedak yang jelas makanan alami atau apa pun yang dia temui saat dia berkeliaran mencari makanan. Ayam kampung juga tidak kenal suntikan hormon. Dia tumbuh besar secara alami. 

Semua buah dan sayuran organik yang saya sebutkan tadi saya dapat secara gratis, tidak   keluar uang sepeser pun, padahal di supermarket harga buah dan sayuran organik lebih mahal dari buah dan sayuran non organik. Mengenai ayam kampung, memang lebih mahal dari ayam broiler. Apakah alasannya karena ayam kampung termasuk hewan organik atau karena rasa dagingnya yang lebih enak dari ayam broiler, saya tidak tahu.

Yang jelas selama ini ternyata saya sudah mengkonsumsi makanan organik, jenis makanan yang dianggap makanan sehat. Bisa jadi pengalaman saya ini ternyata juga dialami oleh Anda. Jadi kita semua sebenarnya sudah makan makanan organik meski nyatanya tidak pernah membeli makanan berlabel ‘makanan organik’. 

Catatan : ada hasil penelitian terbaru di Inggris yang mengatakan bahwa makanan organik tidak lebih baik dari makanan non organik. Tidak ada perbedaan signifikan kandungan vitamin dan mineral yang terdapat dalam makanan organik dibandingkan dengan makanan non organik. 
 

Senin, 06 Juni 2011

MENGATASI MORNING SICKNESS (MUAL PADA PAGI HARI) DI MASA HAMIL


Morning sickness atau mual-mual di pagi hari biasanya dialami wanita hamil pada trisemester pertama sampai trisemester kedua. Namun, dapat terjadi pula sampai memasuki trisemester ketiga. Bahkan seorang teman saya mengalami morning sickness dari hari pertama dia merasa dirinya hamil sampai hari melahirkan anaknya. Morning sicknessnya baru hilang pada keesokan harinya setelah malam sebelumnya dia melahirkan bayi mungilnya.

Mengapa wanita hamil mengalami morning sickness ?

Sangat tidak menyenangkan jika Anda mengalami morning sickness setiap hari, terlebih jika Anda wanita pekerja. Anda harus masuk kantor sementara baru pagi hari saja Anda sudah merasakan bad mood karena morning sickness yang Anda alami. Beberapa teman wanita saya berbagi pengalaman apa yang mereka lakukan untuk mengatasi morning sickness yang dialaminya. Saya sendiri tidak mempunyai pengalaman dalam hal ini, karena saya tidak pernah merasakan morning sickness saat mengandung kedua buah hati saya.

Berikut beberapa trik sederhana namun terbukti cukup ampuh yang sudah dipraktikkan teman-teman  saya :
1. minum segelas susu khusus untuk mengurangi mual ( dapat juga minum susu biasa )
2. minum segelas air putih hangat atau teh hangat (Anda bisa menambahkan jahe atau lemon pada teh hangat)
3. makan beberapa keping biskuit/crackers atau sepotong roti
4. makan permen yang beraroma segar seperti :mint, rasa jahe, atau anggur
5. nikmati kehamilan Anda, bahwa kehamilan ini adalah berkah luar biasa yang diberikan Tuhan
6. bayangkan hal-hal indah yang akan Anda dapatkan bila si buah hati telah hadir ke dunia ini

Jadi, morning sickness memang cukup mengganggu. Tapi selalu ada cara untuk mengatasinya.


Senin, 30 Mei 2011

PARA WANITA JUGA BISA BELANJA HEMAT DAN TERKONTROL

 

Belanja atau shopping merupakan kegiatan paling disukai para wanita.     Jika kita, para wanita, sudah memasuki area mall atau pusat perbelanjaan, maka mendadak saja mata kita jadi lapar. Rasanya ingin melahap semua barang yang kita lihat. Terlebih barang-barang yang ada bandrol harga diskon. Dan biasanya karena asyik mengeksplorasi isi toko ( supermarket atau hypermarket ) kita jadi lupa tujuan kita datang ke sana. Bukan hal yang mengherankan kalau kemudian barang yang kita beli adalah barang yang tidak kita butuhkan saat itu. Sementara barang yang memang kita perlukan bisa jadi malah terlupakan.
Ketika itu mungkin kita merasa senang karena berhasil membeli barang dengan harga murah, ada selisih beberapa rupiah dari harga normalnya. Tapi kita lupa, saat itu kita membeli barang tersebut karena ada diskon, bukan karena kita membutuhkannya. Jadi, kita harus mengeluarkan sejumlah uang lagi untuk membeli barang lain yang kita perlukan. Yang terjadi adalah pemborosan uang, bukan penghematan seperti yang kita kira. 
Lalu trik apa yang harus kita lakukan agar kegiatan belanja tetap menyenangkan tapi menghemat uang ? Ada beberapa trik yang sudah saya terapkan dalam kegiatan belanja saya.
1.      Sebelum pergi belanja, tulis daftar barang-barang yang wajib dibeli
2.      Fokus pada daftar barang yang sudah dibuat. Artinya, kita dahulukan membeli barang dalam daftar ( ada atau tidak ada diskon saat itu )
3.      Jika punya anggaran belanja lebih, boleh lihat-lihat barang berdiskon. Beli barang yang kira-kira segera dibutuhkan saja. Jadi tidak semua barang berdiskon dibeli.    
Sederhana saja trik belanja saya. Namun, terbukti ampuh membuat kegiatan belanja saya tetap menyenangkan, terkontrol, dan yang paling penting hemat uang.