Pernahkah Anda mendengar
istilah tinnitus ? Beberapa minggu yang lalu telinga sebelah kanan saya
mengeluarkan suara berdenging yang kadang agak keras dan kadang lemah. Telinga saya terasa penuh serta tidak nyaman. Keadaan ini terjadi setelah saya membersihkan telinga dengan
cotton bud ( media yang biasa saya
gunakan untuk membersihkan telinga ).
Selama ini kegiatan membersihkan itu berlangsung baik-baik saja. Tapi
ternyata tidak untuk kegiatan bersih-bersih
terakhir itu. Belum tuntas saya membersihkan tiba-tiba telinga saya
berdenging . Saya agak kaget juga. Tapi ketika itu saya mengira ini hanya
sementara dan nanti akan hilang dengan sendirinya. Dugaan saya ternyata salah.
Telinga saya masih
berdenging sampai beberapa hari kemudian. Pendengaran telinga sebelah kanan
jadi berkurang karena tertutup oleh suara denging. Walaupun belum sampai
mengganggu aktivitas saya sehari-hari, namun saya mulai merasa tidak nyaman.
Saya putuskan pergi ke dokter THT. Dokter menyatakan suara berdenging itu ( tinnitus ) kemungkinan terjadi karena
kotoran telinga menyentuh atau menempel di gendang telinga. Itu terjadi karena ujung
cotton bud yang tumpul mendorong kotoran telinga di saluran telinga masuk lebih
dalam mendekati gendang telinga.
Tindakan yang dilakukan
dokter adalah menyedot kotoran telinga dengan alat medisnya. Tidak
berhasil. Menurutnya, kotoran telinga
keras dan menempel. Saya diberi resep obat oral dan obat tetes telinga untuk
melunakkan kotoran agar mudah keluar. Dokter merekomendasikan saya untuk
kembali jika obat habis dan masih ada keluhan.
Sekitar sepuluh hari saya
terbebas dari suara berdenging. Di suatu pagi saya bangun tidur dengan telinga
sebelah kanan terasa tidak nyaman. Saya membiarkannya beberapa hari dengan
harapan keadaan akan membaik. Seorang teman saya menyarankan agar saya
melakukan terapi ear candle ( lilin
telinga ). Yaitu, membersihkan telinga dengan menggunakan ear candle . Alat ini berupa gulungan kertas berlilin yang dibakar salah satu ujungnya jika akan
digunakan. Terapi ini sering dijumpai di salon kecantikan atau spa, kadang juga
di tempat pengobatan alternatif. Saya pikir tidak ada salahnya jika dicoba.
Setelah berkeliling di beberapa apotek, akhirnya saya dapatkan juga ear candle itu. Apoteker memberitahu cara penggunaannya dan
saya mempraktekkannya di rumah. Ternyata hasilnya tidak terlalu mengecewakan.
Kotoran telinga banyak dikeluarkan. Dan
meskipun rasa tidak nyaman di telinga masih ada, tetapi sudah berkurang jauh.
Seminggu berlalu. Saya kembali
menemui dokter THT di tempat yang berbeda dengan yang pertama. Keluhannya, telinga terasa penuh, kemeng ( bahasa Jawa ) di daerah sekitar
telinga ( pipi dan pelipis ). Dari hasil pemeriksaan dokter mengatakan telinga kanan
saya infeksi. Saya diberi antibiotik dan obat tetes telinga. Alhamdulilah,
keadaan berangsur membaik.
Telinga saya tidak sembuh
total. Terkadang suara berdenging pelan dan rasa tidak nyaman itu datang. Untuk
meredakannya saya berikan obat tetes telinga. Sekarang saya cukup rajin
mengkonsumsi multivitamin atau vitamin C saja. Ini belajar dari pengalaman
ibu saya yang mengkonsumsi vitamin untuk jantung ( resep dari dokter jantungnya
). Ternyata telinga juga membutuhkan beberapa jenis vitamin, seperti vitamin B,
vitamin C, vitamin D, dan vitamin E dalam jumlah yang cukup. Hasilnya pun cukup
menyenangkan. Telinga saya semakin jarang kambuh.
Suatu pembelajaran yang sangat berharga.
Jadi, akan lebih baik jika Anda tidak menggunakan cotton bud untuk membersihkan
telinga. Tapi jika tidak ada pilihan lain, Anda harus menggunakannya dengan
ekstra hati-hati dan bersiap mengalami ketidaknyamanan seperti yang saya alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar