Kamis, 25 April 2013

TELINGA TINNITUS KARENA COTTON BUD

         
Pernahkah Anda mendengar istilah tinnitus ? Beberapa minggu yang lalu telinga sebelah kanan saya mengeluarkan suara berdenging yang kadang agak keras dan kadang lemah.  Telinga saya terasa penuh  serta  tidak nyaman. Keadaan ini terjadi  setelah saya membersihkan telinga dengan cotton bud ( media yang biasa  saya gunakan untuk membersihkan telinga ).  Selama ini kegiatan membersihkan itu berlangsung baik-baik saja. Tapi ternyata tidak untuk kegiatan bersih-bersih  terakhir itu. Belum tuntas saya membersihkan tiba-tiba telinga saya berdenging . Saya agak kaget juga. Tapi ketika itu saya mengira ini hanya sementara dan nanti akan hilang dengan sendirinya. Dugaan saya ternyata salah.
Telinga saya masih berdenging sampai beberapa hari kemudian. Pendengaran telinga sebelah kanan jadi berkurang karena tertutup oleh suara denging. Walaupun belum sampai mengganggu aktivitas saya sehari-hari, namun saya mulai merasa tidak nyaman. Saya putuskan pergi ke dokter THT. Dokter menyatakan suara berdenging itu ( tinnitus ) kemungkinan terjadi karena kotoran telinga menyentuh atau menempel di gendang telinga. Itu terjadi karena ujung cotton bud yang tumpul mendorong kotoran telinga di saluran telinga masuk lebih dalam mendekati gendang telinga.
Tindakan yang dilakukan dokter adalah menyedot kotoran telinga dengan alat medisnya. Tidak berhasil.  Menurutnya, kotoran telinga keras dan menempel. Saya diberi resep obat oral dan obat tetes telinga untuk melunakkan kotoran agar mudah keluar. Dokter merekomendasikan saya untuk kembali jika obat habis dan masih ada keluhan.
Sekitar sepuluh hari saya terbebas dari suara berdenging. Di suatu pagi saya bangun tidur dengan telinga sebelah kanan terasa tidak nyaman. Saya membiarkannya beberapa hari dengan harapan keadaan akan membaik. Seorang teman saya menyarankan agar saya melakukan terapi ear candle ( lilin telinga ). Yaitu, membersihkan telinga dengan menggunakan ear candle . Alat ini berupa gulungan kertas berlilin yang  dibakar salah satu ujungnya jika akan digunakan. Terapi ini sering dijumpai di salon kecantikan atau spa, kadang juga di tempat pengobatan alternatif. Saya pikir tidak ada salahnya jika dicoba. Setelah berkeliling di beberapa apotek, akhirnya saya dapatkan juga ear candle itu.  Apoteker memberitahu cara penggunaannya dan saya mempraktekkannya di rumah. Ternyata hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Kotoran telinga  banyak dikeluarkan. Dan meskipun rasa tidak nyaman di telinga masih ada, tetapi sudah berkurang jauh.
Seminggu berlalu. Saya kembali menemui dokter THT di tempat yang berbeda dengan yang pertama.  Keluhannya, telinga terasa penuh, kemeng ( bahasa Jawa ) di daerah sekitar telinga ( pipi dan pelipis ). Dari hasil pemeriksaan dokter mengatakan telinga kanan saya infeksi. Saya diberi antibiotik dan obat tetes telinga. Alhamdulilah, keadaan berangsur membaik.
Telinga saya tidak sembuh total. Terkadang suara berdenging pelan dan rasa tidak nyaman itu datang. Untuk meredakannya saya berikan obat tetes telinga. Sekarang saya cukup rajin mengkonsumsi  multivitamin atau  vitamin C saja. Ini belajar dari pengalaman ibu saya yang mengkonsumsi vitamin untuk jantung ( resep dari dokter jantungnya ). Ternyata telinga juga membutuhkan beberapa jenis vitamin, seperti vitamin B, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E dalam jumlah yang cukup. Hasilnya pun cukup menyenangkan. Telinga saya semakin jarang kambuh.
      Suatu pembelajaran yang sangat berharga. Jadi, akan lebih baik jika Anda tidak menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga. Tapi jika tidak ada pilihan lain, Anda harus menggunakannya dengan ekstra hati-hati dan bersiap mengalami ketidaknyamanan seperti yang saya alami.