Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah bagi umat
muslim. Banyak pengharapan dikirimkan lewat doa-doa pada Allah Yang Maha Kuasa.
Banyak pengampunan dimintakan pada Allah Yang Maha Pengampun.
Berkah ramadhan itulah yang diharapkan
Lina. Seperti ramadhan-ramadhan tahun sebelumnya, temanku itu beserta keluarga
besarnya selalu melaksanakan umroh. Mereka berhari raya di Mekah dan baru
pulang setelah usai lebaran.
Tapi ada yang berbeda dengan umroh
Lina kali ini. Sebuah pengharapan besar dihaturkan Lina di rumah Allah. Dia
ingin kembali menjadi sejatinya dirinya sebagai perempuan. Kesadaran akan
kesalahannya makin membulat dan melahirkan tekad untuk memperbaiki diri.
Temanku itu berasal dari keluarga
kaya. Sayang, kelimpahan harta tidak membuatnya bahagia. “Harta malah membuat
aku jadi menderita,” begitu kata Lina setiap dia bercerita tentang
kemalangannya.
Lina seorang wanita single parents.
Anak semata wayangnya kini duduk di kelas 1 SD. Jagoan kecilnya itu menjadi
tumpuan kasih sayang Lina dan ibunya Lina. Sang nenek sangat sayang pada cucu
satu-satunya itu. Tapi jangan pernah ditanya bagaimana kasih sayang sang nenek
pada Lina, anak perempuannya. Lina adalah musuh besarnya yang harus diperangi. Tidak dimusnahkan namun hanya perlu disakiti.
Malapetaka dalam hidup Lina dimulai
ketika dia menikah dengan seorang laki-laki pilihan ibunya. Lina menerimanya
karena perasaan sayang dan hormatnya pada sang ibu sebagai satu-satunya orang
tua yang masih dimilikinya. Suami Lina ternyata sangat pandai mengambil hati
mertua. Ibunya mulai memperlakukan sang menantu dengan sangat
istimewa.
Suami Lina kini berani bersikap kasar
terhadap dirinya. Kekerasan fisik maupun batin sering dialami Lina. Adalah hal
yang biasa terjadi jika sang suami membangunkan Lina pagi hari dengan menendang
tubuhnya seraya mengeluarkan kata-kata kotor atau menyebut nama-nama penghuni
kebun binatang. Biasa terjadi juga jika bagian tubuh Lina bengkak dan lebam
karena pukulan. Dan bila Lina mengadukan perlakuan kasar itu kepada ibunya,
sang ibu tidak pernah membelanya malah justru menyalahkannya. Entah apa yang
dibisikkan sang menantu. Kenyataannya Lina selalu terkalahkan.
Ketegaran Lina runtuh ketika dalam
suatu pertengkaran hebat suaminya mengatakan fakta yang selama ini masih
disembunyikannya.
“Aku tidak pernah mencintaimu. Aku
menikahimu karena harta kamu. Kalau kamu tidak memiliki harta, tidak akan
pernah aku menikah denganmu !”
Lina terpuruk. Perkawinannya kandas
karena Lina menggugat cerai. Ibunya semakin membencinya. Saudara satu-satunya,
kakak laki-laki Lina, tidak mau peduli. Sibuk dengan kehidupan bebasnya. Lina
sendirian menanggung deritanya. Kehadiran buah hatinyalah yang membuat Lina
masih ingin hidup.
Lina jadi sangat membenci laki-laki.
Perlakuan suaminya dulu meninggalkan luka teramat dalam. Tidak pernah
dibayangkannya jika kemudian dia mendapatkan perhatian dan kasih sayang seorang ibu, seorang kakak, dan ……… seorang
kekasih dari seorang wanita bule. Lina bekerja di sebuah perusahaan asing dan
wanita bule itu teman sekantor Lina. Hampir lima tahun mereka menjalin hubungan
sebagai kekasih.
Baru setahun terakhir ini Lina mulai
menyadari kekeliruannya. Seharusnya dia tidak boleh melakukan kesalahan ini.
Lina tidak mau hidupnya semakin hancur. Tekadnya untuk memperbaiki diri telah
bulat. Di ramadhan tahun ini dia ingin terlahir kembali. Suatu keinginan yang
mulia. Mudah-mudahan Lina mendapatkan berkah ramadhan di rumah Allah.
Untuk sahabat-sahabat Harumteh,
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI. Mohon maaf lahir dan batin karena manusia memang
tempatnya khilaf dan salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar